KEPEMIMPINAN

Pengertian Kepemimpinan :
Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi orang-orang melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu. (Gibson).
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan (Stephen P Robbins).
Dari kedua batasan tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan melibatkan unsur :
   a. Penggunaan pengaruh dan semua hubungan merupakan upaya kepemimpinan.
   b.  Pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan tepat waktu komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut.
   c.  Berfokus pada pencapaian tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
      Sejumlah perspektif yang memandang bahwa ;
1. Kepemimpinan tidak sama dengan manajemen,
2. Kepemimpinan adalah suatu konsep yang rumit,
3.  Sifat-sifat kepemimpinan dapat dikembangkan melalui pengalaman, pelatihan dan analisis,
4. Keefektifan kepemimpinan terutama bergantung pada kecocokan antara pemimpin, pengikut dan situasi,
5.  Kepemimpinan berubah-ubah dalam berbagai lingkungan dan situasi.
Arti penting Kepemimpinan :
Kepemimpinan merupakan aspek yang penting dalam organisasi. Menurut Slamet (2002 : 29) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya dikemukakan oleh Slamet (2002 : 30) bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan bersama dan kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan kepemimpinan itu harus mengena kepada orang yang dipimpinnya. 
Kepemimpinan memiliki arti penting dalam berjalannya suatu organisasi guna mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Tanpa adanya unsur kepemimpinan, masalah yang terjadi dalam organisasi tidak dapat diselesaikan. Seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan kemampuan sosial dalam berinteraksi dengan bawahannya agar dapat menjadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab.
Kepemimpinan dapat mengisi beberapa fungsi penting yang diperlukan bagi efektivitas organisasi. Pertama, kepemimpinan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh ketidak-lengkapan dan ketidak-sempurnaan desain organisasi (Katz dan Khan, 1966). Kedua, kepemimpinan membantu mempertahankan stabilitas organisasi dalam lingkungan yang bergolak, dengan memungkinkan dilakukannya penyesuaian dan adaptasi yang segera pada kondisi lingkungan yang sedang berubah. Ketiga, kepemimpinan dapat membantu koordinasi intern dari unit-unit organisasi yang berbeda-beda, khususnya selama masa pertumbuhan dan perubahan. ( Steers, Richard M. (1997). Efektivitas Organisasi, Santa Monica, California: Goodyear Publishing Company, Inc.) 
Tipologi Kepemimpinan :
Tipologi kepemimpinan yang secara luas banyak diterapkan oleh kepemimpinan dewasa ini, Prof. Dr. Sondang P. Siagian (2003 : 27) memandang sebelum meletakkan tipe-tipe dalam kepemimpinan dalam situasi pemimpin perlu melihat kategori dari berbagai karakter yaitu ;
Persepsi seorang pimpinan tentang peranannya sebagai pemimpin.
      1.      Nilai-nilai yang dianut
      2.      Sikap dalam mengemudikan jalannya operasi
      3.      Perilaku dalam memimpin
      4.      Gaya kepemimpinan yang dominan
Dari kelima karakteristik tersebut haruslah memilik seorang pemimpin dari berbagai tipe kepemimpinan yang yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya diantaranya ;
1.      Tipe Otokratik
Segi kepemimpinan yang otokratik  memiliki serangkaian karakteristik yang dapat dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan. Serta memiliki nilai kepemimpinan organisasional yang membenarkan segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuannya.
Sikap pemimpin demikian akan mewujudkan diri pada perilaku pemimpin kepada bawahannya. Karena baginya tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya, maka  perilakunya akan sedemikian rupa sehingga orang lain akan memperoleh kesan bahwa pemimpin tersebut memandang organisasi sebagai milik pribadinya yang dapat diperlakukan sekehendak hati. Dengan demikian ia tidak mau menerima saran dan kritik dari para bawahannya. Pemimpin yang otokratik dalam prakteknya akan menggunakan gaya kepemimpinan yang :
a.     Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya
b.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
c.     Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan
2.      Teori Paternalistik
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistik disebabkan oleh beberapa factor seperti :
a.       Kuatnya ikatan primordial
b.      Extended family system
c.       Kehidupan masyarakat yang komunalistik
d.      Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat
Persepsi seorang pemimpin paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan memperoleh petunjuk. Legitimasi kepemimpinannya dipandang sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti wewenang memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan para bawahannya.
3.      Tipe Kharismatik
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.      Tipe Laissez Faire
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire tentang peranannya sebagai seorang pemimpin berkisar pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus dijalankan oleh masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak perlu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin yang Laissez Faire dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya sangat bertolak dari filsafat hidup manusia yang pada dasarnya memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, mempunyai kesetiaan kepada sesame dan kepada organisasi, taat kepada norma-norma dan peraturan yang telah disepakati bersama, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang harus diembannya. Melihat karakteristik dari pemimpin bertipe Laissez Faire ini, berikut gaya kepemimpinan yang digunakan :
a.       Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
b.     Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyatanya menuntut keterlibatan secara langsung.
c.   Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif didasarkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
d.   Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkatan yang minimum.
5.      Tipe Demokratik
Tipe kepemimpinan yang demokratik adalah tipe ideal yang sangat diinginkan oleh para bawahannya. Ditinjau dari persepsinya, seorang pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu titik tolak. Pendekatan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan holistik dan integralistik. Seorang pimpinan yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional.
Dalam melaksanan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia lain, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpinan tersebut kita laksanakan. Berikut ini akan dibahas mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Suwatno (2001 : 161), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1.      Faktor Genetis
Adalah faktor yang menampilkan pandangan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena latar belakang keturunannya.
2.      Faktor Sosial
Faktor ini pada hakikatnya semua orang sama dan bisa menjadi pemimpin. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang pemimpin, dan tersalur sesuai dengan lingkungannya.
3.      Faktor Bakat
Faktor yang berpandangan bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik, apabila orang itu memang dari sejak kecil sudah membawa bakat kepemimpinan.

Implikasi manajerial dalam kepemimpinan berorganisasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata implikasi memiliki arti yakni akibat. 
Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan,para karyawan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaanya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu dapat bersumber dari : hadiah, hukuman, otoritas dan kharisma. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri,sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan dan keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi.
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap sistem komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun di berbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. 
Jadi yang dimaksud dengan implikasi manajerial dalam kepemimpinan berorganisasi adalah bagaimana cara kita untuk mengatur suatu struktur kepemimpinan dalam organisasi tersebut dengan baik.

Daftar Pustaka :
Suwarto, FX. (1999). Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Cribbin, James. (1982). Kepemimpinan Mengefektifkan Strategi Organisasi, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Steers, Richard M. (1997). Efektivitas Organisasi, Santa Monica, California: Goodyear Publishing Company, Inc.
(http://elib.uSnikom.ac.id/download.php?id=60106, 8 April 2015, pukul 23.30 WIB)
http://nenkiemas.wordpress.com/2011/09/25/implikasi-teori-kepemimpinan-terhadap-pengembangan-sistem-komunikasi-organisasi-2/ , 8 April 2015, pukul 23.45 WIB)


Komentar

Postingan Populer