ORGANISASI, KONFLIK, DAN MOTIVASI
TIPE DAN BENTUK
ORGANISASI
Bentuk
Organisasi Garis :
Bentuk
ini merupakan bentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Bentuk
Organisasi Fungsional:
Bentuk
ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada
bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Bentuk
Organisasi Garis dan Staff : Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar,
daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta
jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Bentuk
Organisasi Fungsional dan Staff : Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk
organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan
dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari
bentuk diatas.
Struktur
dan Skema organisasi
Struktur
Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian
dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari
organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat
dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik sedangkan Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan
sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi tersebut, lingkungan
adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi
yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan
organisasinya semata.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian
dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari
organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat
dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan
Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan
sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi
tersebut,lingkunan
adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi
yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan
organisasinya semata.
Bagan organisasi adalah
suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1.
Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2.
Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3.
Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4.
Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips
SKEMA ORGANISASI
Macam-macam
Skema Organisasi
a. Berdasarkan teknik atau cara membuatnya
:
– Skema organisasi Tegak Lurus dari
atas kebawah
– Skema organisasi Mendatar dari kiri
kekanan
– Skema organisasi gabungan Tegak
Lurus dan Mendatar
– Skema organisasi Lingkaran
– Skema organisasi Gambar
KONFLIK
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
SUMBER KONFLIK
Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Perbedaan
latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal
yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya
perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat
menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan
mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang
pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun
atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian
kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta
lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di
sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian
secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
JENIS-JENIS KONFLIK
Menurut
Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
• Konflik antara atau dalam peran
sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau
profesi (konflik peran (role))
• Konflik antara kelompok-kelompok
sosial (antar keluarga, antar gank).
• Konflik kelompok terorganisir dan
tidak terorganisir (polisi melawan massa).
• Konflik antar satuan nasional
(kampanye, perang saudara)
• Konflik antar atau tidak antar agama
• Konflik antar politik.
• konflik individu dengan kelompok
Tadi
telah disebutkan penyebab terjadinya konflik , lalu bagaimana cara mengatasinya berikut Strategi Penyelesaian
Konfliknya. Yang pertama adalah adanya pendekatan terhadap konflik yang
dialami pendekatan yang dilakukan diantaranya:
1. Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.namun pendekatan ini menurut saya
kurang baik,kenapa ? kalau kita menghindari konflik yang terjadi bukankah
nantinya malah akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Lebih baik menerima
konflik tersebut lalu meluruskan permasalahannya lalu diskusikan agar tidak
menimbulkan masalah yang lebih besar.
2. Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain
dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama
dalam penyelesain masalahnya.
Ada
tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau
penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif.Dominasi atau penekanan.
Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Kekerasan (forcing) : yaitu penekanan
otokratik.
2. Penenangan (smoothing) : menenangkan
diri dari konflik
3. Penghindaran (avoidance) : menghidari
konflik itu sendiri
4. Aturan mayoritas (majority rule) yaitu
menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting)
melalui prosedur yang adil.
5. Kompromi : yaitu mencari jalan tengah
untuk kedua pihak yang terjadi konflik
MOTIVASI
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan
teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun
teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah
perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki
motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat
untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang
sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di
masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam
percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi".
Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki
semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan
penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi
sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan
semangat.
TEORI
MOTIVASI
Teori
X dan teori Y
Douglas
McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan
manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi
tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada
empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
• Karyawan pada dasarnya tidak menyukai
pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
• Karena karyawan tidak menyukai
pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
• Karyawan akan mengindari tanggung
jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
• Sebagian karyawan menempatkan
keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit
ambisi.
PROSES MEMPENGARUHI DAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI
Proses
dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses
dalam buku organisasi karamgan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan
dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses
organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak
berjalan dan berfungsi dengan baik,maka masalah tidak pernah yang tidak perah
diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi.Adapun model organisasi yang
akan kita bahas disini ada empat proses prilaku yang nanti akan menyumbangkan
prestasi pada organisasi yang effektif. Empat proses tersebut yaitu komunikasi,
pengambilan keputusasn, evaluasi prestasi, sosialisasi dan karir.
MODEL-MODEL DALAM
PROSES ORGANISASI
1. Proses
Komunikasi
Komunikasi
menduduki tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi
secara keseluruhan ditentukan oleh tehnik komonikasi. Dari sudut pandang ini
komuikasi adalah suatu proses social yag mempuyai relevansi terluas di dalam
memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.
2. Proses
Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang
pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses.
Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan
hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan wewenang itu dapat
dilimpahkan. Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersifat apriori
(berburuk sangka) selalu merupakan proses, baik yang berlangsung dalam pikiran
maupun dalam kegiatan oprasioal pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan
itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
a.
Menghimpun data melalui pencatatan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
b.
Melalui analisis data
c.
Menetapkan keputusan yang akan ditempuh
d.
Mengoprasionalakan keputusan menjadi kegiatan
e.
Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksana keputusan akan diperoleh data
oprasional yang baru.
3. Proses Evaluasi Prestasi
3. Proses Evaluasi Prestasi
Prestasi
individu menjadi bagian dari prestasi kelompok yang pada gilirannya menjadi
bagian dari prestasi organisasi. Tidak ada suatu ukuran atau criteria yang
memadai yang dapat mencerminkan prestasi suatu tingkatan.
Proses
evaluasi prestasi didalam organisasi menunjukan bahwa prestasi individu,
kelompok, dan organisasi adalah suatu hasil atau variabel bergantung dari
prilaku organisasi, struktur dan proses. System yang diterapkan untuk
mengevaluasi prestasi membantu maksud-maksud seperti penentuan imbalan (upah,
promosi, dan alih tugas), identifikasi kebutuhan akan pelatihan (training),
penyediaan balikan bagi para pegawai dan lain-lain. Sebenarnya banyak sekali
metode yang dapat dimanfaatkan untuk mengevalusi prestasi sehingga merupakan
tantangan tersendiri untuk memilih yang terbaik dari yang baik-baik.
Referensi :
http://syaidhinadimas.blogspot.com/2012/04/tipe-dan-bentuk-organisasi.html
http://riri-restiani.blogspot.com/2011/04/proses-mempengaruhi-dan-pengambilan.html
http://tangkaslubis.blogspot.com/2010/10/struktur-dan-skema-organisasi.html
http://rahmatarifianto.wordpress.com/2013/04/29/struktur-atau-skema-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/strategi-penyelesaian-konflik.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
Komentar
Posting Komentar