PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Pernahkah
kalian mendengar kata komunikasi ? Apakah kalian pernah melakukan kegiatan
komunikasi? Jawabannya pasti “Ya”. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan
interaksi dengan manusia lainnya menggunakan suatu komunikasi. Dengan
menggunakan perantara komunikasi membuat kita mudah dalam menciptakan dan
menyampaikan suatu informasi kepada oranglain baik itu secara verbal, tulisan,
gerak badan, menunjukan sikap tertentu, yang tentunya dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Baik pemberi informasi maupun penerima informasinya. Berikut
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian komunikasi berikut peran dan
keterkaitannya dalam organisasi.
Pengertian Komunikasi Menurut CH. Cooly yaitu mekanisme di mana
hubungan antara manusia terjadi dan berkembang yang disertai dengan lambang
pikiran. Alat-alat penyampaiannya dan cara menjaganya melalui ruang dan waktu. Aktivitas
ini tampak pada ekspresi muka, sikap, nada suara, kata-kata, tulisan dan
lukisan baik langsung maupun dengan sarana untuk dapat menembus ruang dan
waktu. (Pengertian Komunikasi Menurut
Pakar, http://www.pengertianpakar.com/2014/09/pengertian-komunikasi-menurut-para-pakar.html#_
, 16 Maret 2015, Pukul 01.11 WIB)
Kata
komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau “commo” dalam Bahasa
Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai
kesamaan makna, “commonness”. (Pengantar
Teori & Perilaku Organisasi, 2013). Komunikasi merupakan aktivitas
dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama
lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di
pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia
yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. (Pengantar
Teori & Perilaku Organisasi, 2013)
Pentingnya
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi
suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat
berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya
komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan. Berdasarkan jumlah
interaksi yang terjadi dalam komunikasi, dapat dibedakan menjadi tiga kategori
yaitu, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi
publik. Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui
suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang
ditetapkan. (Pengantar Teori &
Perilaku Organisasi, 2013)
Manusia
dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan oranglain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakikat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari
hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam
kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting
untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan
bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way communications
atau komunikasi timbal balik, untuk mecapai cita-cita, baik cita-cita pribadi,
maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Hubungan
yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu keinginan masing-masing individu
untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk
kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan
dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya
menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan
perkembangan internal organisasi itu sendiri. Disamping itu, komunikasi
didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperan penting
dalam organisasi.
Komunikasi Organisasi. Komunikasi
keorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses aliran (pengiriman dan
penerimaan) pesan-pesan yang berorientasikan tujuan diantara sumber-sumber
komunikasi, dalam suatu pola, dan melalui suatu medium atau media. (Perilaku Organisasi. 1984)
Suatu
unsur tambahan (yang tidak ada dalam komunikasi antar pribadi) dalam definisi
ini ialah pola aliran pesan. Jadi ada 7 unsur dalam komunikasi keorganisasian:
sumber pengirim; sumber penerima (sasaran); pesan yang dikirimkan; pesan yang
diterima; tujuan pesan; medium atau media; dan pola arus (yang disebut
jaringan). Sumber pengirim dan sumber penerima adalah orang-orang yang mengirim
dan menerima pesan itu. (Perilaku
Organisasi. 1984)
JENIS
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah keterampilan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi
dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial
yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang
lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang
lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (
bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa). (Yogik Ariyanto, Jenis-jenis Komunikasi,
Kompasiana,http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/10/jenis-jenis-komunikasi-563927.html,
11 Maret 2015, pukul 03.13 WIB)
Jenis
komunikasi terdiri dari:
1.
Komunikasi verbal dengan kata-kata.
2. Komunikasi non verbal disebut
dengan bahasa tubuh.
1.Komunikasi Verbal mencakup
aspek-aspek berupa :
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing
(kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara
dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi
suara. Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara
yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor.
Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan
catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing
(waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
2.Komunikasi
Non Verbal. Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk
komunikasi non verbal :
a. Ekspresi
wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak
mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain
untuk mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan
adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
PROSES TERJADINYA KOMUNIKASI
Proses terjadinya suatu komunikasi
membutuhkan serangkaian kegiatan timbal balik antara komunikator dengan
komunikan. Adanya pengulangan siklus komunikasi sesuai tahapan yang terjadi
memaksimalkan pencapaian tujuan komunikasi.
Pihak
pengirim (sumber) berfungsi sebagai komunikator menyandikan pesan komunikasi
dalam bentuk kode-kode komunikasi (bahasa lisan, tulisan, gerak, atau melalui
media). Pesan itu selanjutnya disalurkan secara langsung atau tidak langsung
(melalui media komunikasi). Pesan yang disandikan ini selanjutnya diartikan
oleh pihak penerima (komunikan). Komunikan selanjutnya memberikan respon
terhadap pesan yang diterima dan seterusnya secara berkesinambungan dan
bergantian. Dengan adanya proses pengulangan komunikasi antara komunikator
dengan komunikan dalam siklus diatas, maka dapat dipastikan bahwa suatu
komunikasi dapat terjadi. Dalam proses komunikasi diatas, komunikator yang
secara umum memulai kegiatan komunikasi perlu menyandikan informasi sesuai
dengan kondisi dan tingkat nalar komunikan. Dalam konteks penggunaan media
komunikasi (seperti telepon, telekonferensi, dan media lainnya), komunikator
perlu memastikan bahwa komunikan dapat mengoperasikan media komunikasi dengan
sebaiknya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan komunikasi. Faktor eksternal
ini sering menjadi penyebab ketidak berhasilan suatu komunikasi (contohnya
ketidakmampuan komunikan mengoperasikan media komunikasi).
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Efektivitas
komunikasi dapat dilihat dalam kaitan dengan beberapa kriteria. Komunikasi
dapat dikatakan efektif jika : (a) pesan yang diterima sangat dekat dengan
pesan yang dikirim; (b) tindakan berkomunikasi menggunakan jumlah lambang
minimum untuk pesan itu; (c) pesan-pesan bukan-verbal selaras dengan pesan yang
verbal; (d) pesan itu mendatangkan jawaban yang diinginkan; dan (e) komunikasi
itu menghasilkan hubungan saling mempercayai antara pengirim dan si teralamat;
kriteria ini dibicarakan secara singkat sebagai berikut :
Komunikasi
kemurnian
Suatu
pesan yangn tidak mengalami penyimpangan disebut murni Seorang yang efektif
dapat menyampaikan pesan kepada orang lain dengan sedikit sekali kemungkinan
terjadi salah pengertian. Jika senjang antara apa yang akan dikomunikasikan
oleh seseorang dengan apa yang ditangkap oleh orang yang menerimanya cukup
besar, maka efektivitas orang yang mengirimkan komunikasi itu terhitung rendah.
Penghematan
Dalam
suatu komunikasi yang efektif digunakan tenaga, waktu, simbol, dan petunjuk
minimum untuk melambangkan suatu pesan tanpa kehilangan kemurnian dan
dampaknya. Dalam suatu organisasi faktor ini harus diberi perhatian, karena
orang-orang melakukan beberapa tugas, dan sedikit sekali waktunya untuk
mencerna pesan-pesan yang rumit diterima. Jika pesan-pesan dituliskan dalam sejumlah
besar lambang (kata-kata, halaman, atau bentuk lambang lainnya), orang yang
menerima pesan itu tidak akan begitu bergairah untuk menguraikan lambang pesan
itu. Dalam organisasi ditekankan agar membuat komunikasi pendek, jelas dan
terpusat.
Kesesuaian
Suatu
komunikasi yang efektif memadukan petunjuk-petunjuk verbal dan bukan verbal.
Jika pesan verbal bertentangan dengan petunjuk-petunjuk (isyarat-isyarat)
bukan-verbal dari si pembicara, efektivitas si pembicara turun.
Pengaruh
Kriteria
paling penting bagi efektivitas ialah pengaruh yang disampaikan oleh
komunikator kepada penerima komunikasi. Pengaruh bukan berarti pengendalian;
hanya berarti bahwa komunikator mencapai hasil yang ia maksudkan.
Membangun
hubungan
Salah
satu tujuan komunikasi antara perorangan ialah membangun hubungan kepercayaan
antara sumber dan sasaran komunikasi. Hubungan seperti itu mempermudah
komunikasi di masa depan antara mereka. Suatu komunikasi yang efektif membantu
membangun kepercayaan dan hubungan antar pribadi yang lebih baik antara sumber
dan sasaran.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi
sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat
ini adalah manajerial atau manajemen.
Dalam
manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1.
Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
2.
implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan
tindakan.
Jadi
implikasi manajerial memiliki arti proses pengambilan keputusan partisipatif
dalam organisasi manajerial yang baik.
Daftar Pustaka
Subekhi,
Ahmad., dan Mohammad Jauhar. (2013). Pengantar Teori & Perilaku Organisasi,
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Pareek,
Udai. (1984). Perilaku Organisasi, Jakarta Pusat: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
Yogik
Ariyanto, Ilmu Komunikasi (2013). Jenis-jenis
Komunikasi. From Kompasiana, http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/10/jenis-jenis-komunikasi-563927.html,
11 Maret 2015, pukul 03.13 WIB
Sunarno.
(2008). Teknik Komunikasi dan Presentasi
Yang Efektif, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara/LAN Republik Indonesia.
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/komunikasi-efektif-implikasi-manajerial/,
Komunikasi efektif & Implikasi Manajerial, 13 Maret 2015, pukul 06.45 WIB
Ign.
Sukamdiyo. (1996). Manajemen Koperasi. Erlangga.
Komentar
Posting Komentar