MEMBACA INDAH PUISI




       Seorang pembaca puisi harus memerhatikan tiga hal, yaitu masalah kejiwaan, masalah verbal, dan nonverbal. Ketiga hal tersebut hadir bersama-sama ketika pembacaan puisi berlangsung. Masalah kejiwaan terlihat pada kesan pertama ketika seorang pembaca puisi naik ke panggung atau menuju depan kelas. Apakah ia terlihat tenang, meyakinkan, gugup, takut-takut, atau malu-malu? Seorang pembaca puisi harus siap mental. Agar siap mental, sebelum menuju panggung atau ke depan kelas harus berkonsentrasi terlebih dahulu.
       Masalah verbal meliputi irama, volume suara, dan artikulasi. Irama atau intonasi menyangkut persoalan tekanan dinamik yaitu keras lembutya suara, tekanan tempo yaitu cepat lambatnya ucapan, tekanan nada, yaitu menyangkut tinggi rendahnya, serta modulasi yang meliputi perubahan bunyi suara (nada marah, kesakitan, kesedihan, dan lain-lain). Ketepatan irama sangat bergantung kepada ketepatan penafsiran atau puisi yang akan dibaca.
       Masalah volume suara juga sangat penting diperhatikan dalam baca puisi. Dalam baca puisi harus diperhatikan agar suara yang dihasilkan mampu mengatasi suara penonton dan menyesuaikan dengan situasi ruangan.  
       Masalah nonverbal meliputi mimik dan pantomimik (kinesik). Mimik merupakan gerak wajah. Gerakan wajah tentu harus sesuai dengan isi puisi misalnya gerakan mata atau gerakan bibir. Pantomimik (kinesik) adalah gerakan anggota tubuh yang lain, misalnya gerakan tangan, anggukan kepala, dan lain-lain. Gerakan mimik dan pantomimik harus proporsional dan wajar.
       Sebelum melakukan kegiatan baca puisi, puisi yang akan ditampilkan harus dipahami dan dijiwai isinya. Dengan penafsiran isi puisi yang baik dan benar kita akan mampu membawakan puisi tersebut dengan baik. Pemahaman isi puisi dapat dilakukan dengan memahami judul, memahami kata demi kata, baris demi baris, bait demi bait, dan pada akhirnya memahami secara keseluruhan isi puisi tersebut.

Sebuah Prestasi
Oleh : Benni
Peluh membasahi sekujur tubuh
Kau percepat langkah kakimu
Kau ukir prestasi
Demi ibu pertiwi

Indonesia raya kau kumandangkan
Di arena tempat berjuang
Piala kemenangan kau dekap
Tanda mata bagi negara

Walau namamu kadang dilupakan
Dalam jiwamu telah tertanam
Semangat juang bergelora
Untuk menjayakan bangsa tercinta

 Sumber : hhtp://al-mukhtar.com/2011

Referensi :
Mahir dan Terampil (MATRA), Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Jakarta : Media Pressindo

Komentar

Postingan Populer